PENDAHULUAN
1. Definisi cantik
Menurut Miriam-Webster Dictionary, definisi cantik adalah: sekumpulan hal bermutu baik pada seseorang/sesuatu yang mampu memberikan kesenangan pada indera dan persepsi. Secara tradisional, konsep cantik awalnya dinilai dari kecantikan fisik (outer beauty). Meskipun ada pergeseran paradigma –seiring revolusi kebudayaan, transformasi pola pikir dan perkembangan emansipasi wanita– di mana wanita semakin lantang mengusung konsep cantik sejati terpancar dari dalam (inner beauty), biar bagaimana pun kecantikan fisik tetap menjadi tuntutan untuk menunjang kesempurnaan jati diri wanita.
Konsep kecantikan sendiri relatif tidak seragam, tergantung dari berbagai faktor. Dua faktor yang paling jelas adalah pengaruh masa dan budaya. Sebagai contoh: konsep wanita bertubuh cantik pada zaman dahulu adalah wanita dengan perut sedikit berisi dan pinggul yang besar dan gemuk, hal-hal yang mencirikan sifat cantik yang keibuan ala dewi Venus/Aphrodite (lihat lukisan-lukisan da Vinci dari zaman renaissance). Sementara itu, sekarang justru banyak wanita yang mendambakan bentuk perut rata dengan ada sedikit baying-bayang otot perutnya seperti pria (konsep uniseksual). Atau, contoh lain: konsep wanita bertubuh cantik di masyarakat Eropa adalah mereka yang berdada besar, sementara bagi masyarakat Brazil justru mereka menyukai pinggul yang besar dan penuh.
Tetapi di luar perbedaan-perbedaan tersebut, ada 1 hal mutlak yang mencirikan sifat cantik yang diamini semua orang. Bahwa tampilan wajah dan bentuk tubuh saat usia masih muda relatif lebih cantik atau lebih indah dibandingkan dengan tampilan wajah dan bentuk tubuh pada usia yang lebih lanjut (konsep youthfulness). Karena secara alamiah, kekuatan otot-otot dan elastisitas serat-serat jaringan ikat masih sangat baik pada usia muda. Saat bertambah usia dan terjadi proses penuaan, yang terjadi adalah degradasi mutu dari tingkat sel sampai tingkat organ: otot-otot menjadi lebih lemah, serat-serat jaringan ikat menjadi longgar dan kaku. Dalam tampilan fisik, hal-hal tersebut menyebabkan tampilan keriput wajah dan kekenduran tampilan fisis bagian-bagian tubuh.
2. Prosedur Estetik
Sudah naluriah bahwa kebanyakan wanita ingin tampil cantik. Dari berbagai alasan yang dikemukaan, kebanyakan dari wanita mengutarakan bahwa dengan tampil cantik mereka merasa memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi saat bergaul dan bersosialisasi. Dulu prosedur estetik identik dengan gaya hidup para pesohor yang harus tampil cantik menawan. Sekarang hal itu sudah berubah, semakin banyak kalangan non-pesohor yang berfikir butuh bantuan prosedur estetik. Seringkali seorang wanita merasa kurang puas dengan bentuk tubuh atau penampilan fisik yang sudah dianugerahkan Tuhan kepadanya. Kadangkala ada beberapa wanita yang sudah cantik, namun karena beberapa hal (misalnya: dampak penuaan, proses pascahamil dan melahirkan, akibat kecelakaan, dll) mereka kehilangan pesona kecantikan yang pernah mereka miliki. Hal-hal tersebut bila semakin menjadi beban fikiran seseorang kemudian menjadi masalah yang membuat mereka mencari pertolongan prosedur estetik. Jangan keliru, tidak hanya wanita kini tidak jarang kaum pria pun turut merasa perlunya untuk tampil lebih menawan dengan prosedur estetik.
Ada beragam cara untuk menyempurnakan bentuk tubuh atau penampilan fisik seseorang; ragam cara inilah yang lazim disebut sebagai tindakan dan/atau prosedur estetik. Prosedur estetik sendiri secara garis besar terbagi 2: prosedur bedah estetik (dengan pembedahan) serta prosedur medis estetik (tanpa pembedahan). Prosedur medis estetik misalnya pengelupasan kulit dengan obat (peeling), penghalusan kulit dengan pengikisan (dermabrasion), atau injeksi pencerahan kulit. Sementara prosedur bedah estetik adalah tindakan pembedahan untuk mengubah bentuk dan kontur anatomi organ tubuh tertentu agar tampak lebih harmonis dengan profil seseorang secara keseluruhan. Bagian tubuh yang tersering dilakukan operasi adalah wajah, payudara dan perut. Prosedur yang tersering diinginkan klien pada wajah mereka adalah operasi pembentukan lipatan kelopak mata, operasi pengencangan kantung mata, operasi hidung dan operasi peremajaan wajah. Prosedur yang tersering diinginkan klien pada tubuh mereka adalah operasi sedot lemak, operasi harmonisasi payudara dan operasi pengencangan dinding perut.
BEDAH PLASTIK & BEDAH PLASTIK ESTETIK
1. Bedah Plastik
Kata PLASTIK pada “bedah plastik” berasal dari kata bahasa Latin, PLASTICOS, yang artinya “to mold” atau “untuk membentuk”. Jadi, bedah plastik merupakan ranah disiplin kedokteran bedah yang memanfaatkan potensi sifat-sifat fleksibilitas jaringan (1) untuk tujuan perbaikan kecacatan fisik dan fungsi anggota tubuh, ATAU (2) untuk tujuan penyempurnaan (harmonisasi) bentuk anggota tubuh yang secara fisik normal dan sehat menjadi lebih indah.
Mengulas secara umum, bahwa disiplin ilmu bedah biasanya terkait dengan sistem organ yang menjadi fokus penanganan, semisal bedah saluran cerna (digestive surgery), bedah saluran kemih (urology), bedah tumor (oncology surgery), bedah tulang (orthopaedic surgery), bedah jantung (cardiac surgery), dan bedah saraf (neurosurgery). Hal ini seringkali menimbulkan tanda tanya di dalam benak khalayak awam untuk memahami sejauh mana bidang medis yang diliputi disiplin ilmu bedah plastik.
Seringkali bedah plastik salah dikaitkan dengan bedah kulit, padahal ruang lingkup bedah plastik jauh lebih luas daripada sekedar pembedahan kulit belaka. Sangat berbeda dengan pengelompokan disiplin ilmu bedah lain yang spesifik mengacu kepada organ-organ yang dilakukan intervensi pembedahan, maka seluruh sistem organ manusia dari ujung rambut kepala sampai ujung jari kaki dapat dicakup pada disiplin ilmu bedah plastik, sejauh terpenuhi salah satu dari kedua tujuan yang dijelaskan di awal.
Atas dasar kedua tujuan tersebut, dikenal 2 klasifikasi besar dari ilmu bedah plastik, yaitu ILMU BEDAH PLASTIK REKONSTRUKTIF yang memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan bedah untuk memperbaiki kecacatan fisik dan fungsi anggota tubuh, serta ILMU BEDAH PLASTIK ESTETIK yang memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan bedah untuk menyempurnakan bentuk anggota tubuh.
Dari ilmu bedah plastik rekonstruktif mulai berkembang peminatan-peminatan khusus seperti ilmu bedah rekonstruksi luka bakar (burn surgery), ilmu bedah rekonstruksi kecacatan kepala dan rahang (craniofacial surgery), ilmu bedah rekonstruksi tangan (hand surgery), ilmu bedah rekonstruksi kelamin luar (genital surgery), serta ilmu bedah rekonstruksi mikroskopik (microsurgery). Dari uraian di atas, dapat ada gambaran jelas contoh-contoh kasus kecacatan fisik yang layak mendapat bantuan penanganan bedah plastik, antara lain: kasus-kasus korban luka bakar dan luka trauma panas, anak-anak bibir sumbing, kelainan bentuk dan jumlah jari-jemari, dan lain sebagainya yang akan lebih rinci dipaparkan dalam pembicaraan yang lain.
2. Bedah Plastik Estetik
Seperti diungkapkan terdahulu, ilmu bedah plastik estetik adalah bagian disiplin ilmu bedah plastik yang mendalami hal-hal untuk tujuan mengubah bentuk dan kontur anatomi organ tubuh tertentu agar tampak lebih harmonis dengan profil seseorang secara keseluruhan.